iTimes - Ancaman penggunaan senjata nuklir telah meningkat sejak pecah perang Rusia Ukraina akhir Februari 2022. Apalagi Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa pasukan nuklir Beruang Merah dalam siaga tinggi pada 27 Februari 2022.
Situasi ini, menurut Bulletin of the Atomic Scientists, digambarkan sebagai "skenario mimpi buruk" yang dihidupkan kembali. Ini bukan ilustrasi yang dibuat untuk menakuti, sebab Rusia merupakan negara yang paling banyak memiliki hulu ledak nuklir.
Menurut lembar fakta Januari yang dirilis oleh Arms Control Association, Rusia memiliki 6.257 hulu ledak nuklir, sementara Amerika Serikat mengakui memiliki 5.550 hulu ledak nulir. Total di seluruh dunia ada 13.000 hulu ledak nuklir yang dimiliki 9 negara, termasuk China, Prancis, India, Israel, Korea Utara, Pakistan, dan Inggris.
Dikutip dari laman Live Science, Jumat (18/3/2022), Rusia saat ini masih tercatat sebagai negara yang memiliki bom atom terkuat di dunia yaitu Tsar Bomba. Bom nuklir ini memang dibuat pada era Uni Soviet, namun kekuatannya sangat mengerikan karena dirancang untuk menunjukkan superioritas kekuatan militer Uni Soviet.
Tsar Bomba memiliki daya ledak 50 megaton! Sebagai ilustrasi, kekuatan ini sekitar 2.500 kali lebih kuat dari bom atom yang menghancurkan Nagasaki, Jepang, pada 1954. Amerika Serikat (AS) juga memiliki satu bom atom berdaya ledak sangat kuat, yaitu B83.
Bom nuklir B83 milik AS, Menurut Arsip Senjata Nuklir, memiliki kekuatan ledakan maksimum 1,2 megaton. Kekuatan ledakannya sekitar 60 kali lebih kuat dibandingkan dengan bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki.
Mengapa 2 bom nuklir ini, Tsar Bomba dan B83, memiliki daya ledak yang mengerikan. Ini disebabkan dua bom ini merupakan bom hidrogen yang bekerja menggunakan reaksi fusi nuklir. Berbeda dengan bom atom Nagasaki yang menggunakan reaksi fisi nuklir. Jadi dalam hal kapasitas destruktif, tidak ada perbandingan. Bom hidrogen memiliki "potensi 1.000 kali lebih kuat daripada bom atom," menurut artikel majalah Time yang dicetak ulang oleh Perpustakaan dan Museum Harry S. Truman.
(Sindonews)