iTimes - Para petinggi Grab mendadak mengundurkan diri, hal itu merupakan fenomena bubble burst hingga gelombang PKH sedang menjadi perbincangan publik. Apalagi, kedua hal tersebut sedang melanda perusahaan rintisan atau startup.
Tak hanya itu sebelumnya juga beredar kabar bahkan aksi nyata beberapa driver mengeluhkan kebijakan para Aplikator tersebut, Hal itu disinyalir tidak konsisten nya para perusahaan perusahaan startup terhadap mitranya.
Sebut saja di daerah Sulawesi Selatan, sejumlah driver dikabarkan akan turun mogok massal (offbid) sambil melakukan unjuk rasa. Namun hal itu cepat ditanggapi oleh oleh pihak terkait dengan memanggil para perwakilan untuk Rapat Dengar Pendapat.
Dari hasil beberapa RDP tersebut pihak stakeholder terkait telah menyepakati beberapa perubahan tarif atas dan tarif bawah, Serta perubahan tarif pada kilometer ke 4.
Menanggapi hal tersebut sejumlah Driver melalui perwakilan Ketua komunitas rencananya akan di lakukan tindaklanjut oleh perwakilan DPRD Provinsi, Sesuai dengan jadwal yang didapatkan tim media dari salah satu Wakil DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Akan digelar pada Tgl 8 dan atau 9 Juni 2022.
Baca Juga : Permasalahan Driver Online Tidak Diakomodir Oleh Pihak Regulator Dan Aplikator, Meraka Ancam Akan Demo
Terkait hal adanya polemik dikubu internal Grab Indonesia, Herman Mustafa atau yang akrab disapa Om Eeng Mengatakan, Tak banyak ikut campur soal debat Kusir antar internal mereka, Kami hanya fokus pada perjuangan Mitra dilapangan.
"Itu masalah Internal mereka, saya tidak menuduh tapi kami hanya menduga adanya ketidakseimbangan dan atau ketidakcocokan lagi mungkin bagi mereka dan itulah gambaran pihak aplikasi tidak konsistennya dalam menentukan kebijakan yang di pandang sebelah mata, Tetapi saya hanya fokus mengurusi pada perjuangan kesejahteraan rekan Mitra driver dilapangan." Singkatnya.
Kabar Terbaru Mengguncang Dunia Startup
Dilansir dari laman CNBC Terbaru, bos bisnis Grab Holdings, Chris Yeo, mendadak mengundurkan diri. Dia merupakan salah satu petinggi paling lama di Grab dan memutuskan pamit dari Grab setelah enam tahun di perusahaan tersebut.
Chris Yeo yang sebelumnya merupakan pimpinan bisnis pembayaran dan reward Grab menyusul dua petinggi Grab yang terlebih dahulu mengundurkan diri, salah satunya Jeffrey Goh yang juga merupakan pimpinan bidang pembayaran.
Yeo dan Goh adalah dua sosok yang bekerja di Grab Financial Group, sebuah tim yang menyediakan layanan pembayaran digital, pembiayaan, asuransi, reward dan manajemen aset.
Baca Juga : Gelar RDP Driver Online, Pihak Stakeholder Sepakat Jalankan Ketentuan Baru Ini
Keduanya memutuskan hengkang setelah adanya laporan keuangan yang mengatakan kerugian Grab naik signifikan dari US$2,7 miliar di tahun 2020 menjadi US$3,6 miliar pada tahun 2021.
"Banyak grup bisnis di dalam GrabFin yang mendapat perhatian dengan metrik kinerja yang signifikan," kata salah satu sumber, dikutip dari Suara.com, Senin (30/05/2022).
Sebelumnya, petinggi Grab yang merupakan bagian dari pengembangan ekspansi fintech, Ankur Mehrotra juga memutuskan mundur setelah enam tahun berada di perusahaan.
Awal tahun 2022, salah satu eksekutif teknologi senior Grab dikabarkan mengundurkan diri dan memilih untuk mengembangkan perusahaan game berbasis kripto.
Pada saat yang sama, kepala asuransi dan aset Grab juga mengundurkan diri dan memutuskan untuk mendirikan perusahaan rintisan baru.
Baca Juga : Seperti Bisnis Startup, Masyarakat Dimintai Waspada Arisan Menurun, S. Semua Wajib Tau Hal Ini
Ada Apa, Grab Bungkam
Hingga kini, Grab masih bungkam terkait sejumlah petinggi mereka yang memutuskan untuk mengundurkan diri. Bahkan, para eksekutif juga tidak mau berkomentar.
Sementara itu, pendapatan Grab hanya naik 44%, pada saat investor berfokus pada bagaimana perusahaan berencana untuk membendung kerugian lebih lanjut.
Sejak terdaftar di Nasdaq pada Desember setelah rekor merger senilai US$40 miliar dengan perusahaan cek kosong, saham Grab telah merosot tiga perempat nilainya. Ini juga menjadi dampak dari jatuhnya saham teknologi dan kerugian yang belakangan terjadi.
"Banyak grup bisnis di dalam GrabFin yang mendapat perhatian dengan metrik kinerja yang signifikan," kata salah satu sumber, dikutip dari Reuters, Rabu (25/5/2022). "Ada fokus yang kuat untuk mencapai profitabilitas." imbuhnya.
Baca Juga : Perbudakan Semakin Merajalela Karena Rendahnya Pola Fikir Di Era Startup
Pengunduran diri keduanya di GrabFin terjadi sebulan setelah kepala pinjaman Grab, Ankur Mehrotra, yang memainkan peran kunci dalam ekspansi unit fintech, berhenti setelah bertugas selama enam tahun.
Tahun ini, salah satu eksekutif teknologi senior Grab juga mengundurkan diri untuk memimpin perusahaan gim cryptocurrency. Sementara itu, kepala asuransi dan kekayaan Grab juga meninggalkan perusahaan untuk membentuk startup sendiri
Grab menolak berkomentar secara khusus tentang kepergian para eksekutif. Tidak ada tanggapan langsung dari Yeo dan Goh.
Dalam tanggapan email kepada Reuters, Grab mengatakan pihaknya fokus pada perluasan ekosistem fintech regional dan melihat peluang signifikan di Asia Tenggara di semua bisnisnya. Dikatakan operasi fintech sekarang akan dipimpin oleh tim di tiap negara. (*/cnbc)
(Tim Network News)