iTimes - Kedatangan ketua umum partai, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Sulawesi Selatan mendapat kecaman sejumlah pihak. Mereka bahkan ramai-ramai mengancam akan memboikot
Aksi terus lantaran akan adanya rencana pelantikan ketua DPD partai Demokrat Sulsel, Ni'matullah.
Ketua DPC Demokrat Maros, Amirullah Nur Saenong salah satunya. Ia menegaskan akan memboikot kedatangan AHY di Bandara Sultan Hasanuddin jika kukuh melantik Ni'matullah.
"Bandara itu punya Maros. Saya akan boikot dan dia tidak bisa keluar dari bandara," tegas Amirullah, Jumat, 13 Mei 2022.
Proses Musda DPD Partai Demokrat Sulsel
Sebelumnya ada dua nama mencuat dalam perebutan suara ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulawesi Selatan dalam Musyawarah Daerah (Musda) yang berlangsung di Makassar pada Rabu (22/12/2021) lalu.
Keduanya diketahui adalah Ketua DPD Demokrat Sulsel petahana Ni'matullah dan mantan Wali Kota Makassar dua periode Ilham Arief Sirajuddin.
Baca Juga : Jelang Pesta Demokrasi 2024, Kader Hipmi Tarakan Gabung Ke PKS
Dalam agenda pemilihan calon ketua Partai Demokrat Suslel, Ilham Arief Sirajuddin berhasil mengumpulkan mayoritas voters. Total ada 16 suara yang terdiri dari DPC yang menyatakan dukungan kepada mantan Wali Kota Makassar dua periode itu. Sedangkan, Ni'matullah hanya mengumpulkan 9 suara, yang terdiri dari 8 DPC dan 1 DPD. Sisanya satu suara dari DPP menyatakan abstain.
Dimana dalam prosesnya terdapat 26 pemilik suara alias voters yang memiliki hak pilih untuk mengusulkan calon ketua yang selanjutnya diproses dan ditetapkan oleh DPP Partai Demokrat. Rinciannya yakni 24 DPC, 1 DPD dan 1 DPP.
Hasil pemilihan calon ketua itu selanjutnya akan diproses panitia musda untuk diusulkan kepada DPP untuk ditetapkan.
Total ada 16 DPC yang menolak LPJ Wakil Ketua DPRD Sulsel itu karena dinilai gagal memimpin partai berlambang mercy. Sisanya, ada 9 voters menerima dan 1 voters menyatakan abstain.
Sekadar diketahui, agenda musda memang sebatas menetapkan calon ketua untuk selanjutnya menjalani rangkaian proses, sebelum ditetapkan oleh Tim 3 DPP yakni Ketua Umum, Sekjen dan Kepala BPOKK.
Baca Juga : Sidang Kabinet Paripurna, Presiden Jokowi Sampaikan Lima Hal Penting
Adapun hasil pemilihan calon ketua sama dengan hasil pemungutan suara terkait evaluasi LPJ Ni'matullah sebagai Ketua Demokrat Sulsel periode lalu.
Keputusan ada di Tangan AHY
Ketua DPC Demokrat Maros, Amirullah Nur, menyampaikan hasil musda tersebut akan terus dikawal pihaknya. Ia berharap agar DPP tidak mengabaikan suara mayoritas DPC selaku pemilik suara.
"Hasil musda ini akan terus kita kawal. Kita menginginkan Demokrat Sulsel berjaya dan harapan itu ada bersama IAS. Olehnya itu, kami meminta agar DPP benar-benar memperhatikan dan mempertimbangkan suara mayoritas kader dan pengurus DPC. Kami menginginkan adanya perubahan dan penyegaran agar Demokrat Sulsel bisa lebih baik," ungkapnya.
Menurut Amirullah, atas dasar itulah pihaknya pun sepakat untuk tidak lagi memilih Ulla dan beralih ke IAS. Menurutnya, Demokrat Sulsel butuh penyegaran dan sosok yang benar-benar progresif yang mampu membawa partai ini berkembang.
Sekadar diketahui, 16 DPC, termasuk Demokrat Maros menolak LPj Ulla karena dianggap memimpin partai berlambang mercy. Jawaban atau solusi dari berbagai permasalahan Demokrat Sulsel itu diyakini ada pada IAS, yang mampu merangkul seluruh pengurus dan kader.
Baca Juga : Driver Ojol Ancam Demo, Pemerintah Akan Panggil Pihak Aplikasi
Amirullah sangat optimistis DPP Demokrat tidak akan mengambil risiko dengan mengabaikan suara mayoritas. Toh, saat ini yang paling penting adalah memperkuat soliditas seluruh pengurus, mulai dari DPD, DPC hingga ranting untuk menghadapi Pemilu 2024.
"Solidaritas menjadi kunci menghadapi Pemilu 2024. Nah, stabilitas dan soliditas itu akan tercapai bila mayoritas voters dapat diakomodir," pungkasnya.
Ketegasan Suara Hasil Musda Demokrat
Lebih lanjut Kata Amirullah, DPP Partai Demokrat harusnya menunda pelantikan Ni'matullah. Sebab, sebagian ketua DPC sedang melayangkan gugatan ke mahkamah partai.
Mereka protes sebab AHY lebih memilih Ni'matullah dibanding Ilham Arief Sirajuddin alias IAS.
Padahal dari hasil Musyawarah Daerah Partai Demokrat Sulsel lalu, IAS mengantongi suara lebih banyak dibanding Ni'matullah. IAS 16 suara, sementara Ni'matullah hanya mengantongi 9 suara.
Baca Juga : Bupati Bone Di Demo Oleh Warga Dan Aliansi Mahasiswa Bahong Langi
"Kenapa tidak DPP menunda pelantikan sambil menunggu hasil dari mahkamah partai. Jadi kalau sampai DPP membuat jadwal pelantikan, kita akan menghalangi," ujarnya.
16 DPC pendukung IAS merasa keputusan DPP tidak memperhatikan keinginan mayoritas kader di Sulsel. Mereka mau IAS yang jadi ketua, bukan Ni'matullah.
Namun jika AHY tetap melantik Ni'matullah maka 16 orang ketua DPC di Sulsel akan melakukan unjuk rasa. Mereka juga tidak akan mengakui ketua terpilih sebagai ketuanya.
"Kita bakal gelar unjuk rasa dan tidak mengakui hasil pelantikan," tegasnya.
Diketahui, rencana pelantikan Ni'matullah sendiri sudah dibatalkan hingga dua kali. Pertama tanggal 27 April lalu dan diundur ke tanggal 17 Mei.
Namun Ni'matullah mengatakan rencana pelantikan kembali diundur ke tanggal 22 Mei 2022. Nantinya, pelantikan itu diagendakan juga dengan mendeklarasikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon presiden. (*)
(Tim Network News)