Ket : Gambar Kolase Ilustrasi sebuah penerapan dalam menjalankan kegiatan jurnalistik maupun kegiatan media sosial lainnya |
iTimes - Di era digital, prinsip "cover both sides" mengalami tantangan baru yang tak terelakkan. Perkembangan media sosial, platform daring, dan berita 24 jam telah mengubah cara informasi disebarkan, dikonsumsi, dan diproses oleh masyarakat. Beberapa tantangan yang muncul terkait prinsip ini di era digital meliputi:
1. Overload Informasi : Dengan begitu banyaknya informasi yang tersedia secara online, sering kali audiens dihadapkan pada kesulitan untuk memilah mana informasi yang valid dan mana yang tidak. Dalam konteks "cover both sides", ini menjadi rumit ketika satu sisi menghasilkan lebih banyak konten yang bisa jadi lebih populer tetapi kurang akurat atau menyesatkan.
2. Echo Chamber dan Filter Bubble : Algoritma platform digital cenderung menyajikan konten yang sesuai dengan preferensi pengguna, menciptakan "filter bubble" atau ruang gema (echo chamber) di mana pandangan seseorang hanya diperkuat oleh informasi yang serupa. Dalam konteks ini, meliput kedua sisi menjadi lebih sulit karena banyak audiens hanya tertarik pada sisi yang sejalan dengan keyakinan mereka, sementara sisi lain terabaikan.
3. Disinformasi yang Terstruktur : Di era internet, ada peningkatan disinformasi dan propaganda yang secara sengaja dirancang untuk memanipulasi opini publik. Dalam hal ini, meliput kedua sisi tanpa penegasan fakta yang tepat dapat membantu menyebarkan informasi palsu.
4. Cepatnya Perputaran Berita : Berita sekarang berputar dengan sangat cepat, terutama di media sosial. Wartawan seringkali dihadapkan dengan tekanan untuk menjadi yang pertama dalam memberitakan suatu peristiwa, yang kadang-kadang membuat mereka mengorbankan kedalaman dan akurasi dalam meliput berbagai sisi sebuah isu.
Upaya Mengatasi Tantangan di Era Digital
Meskipun tantangan di era digital cukup besar, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan jurnalis untuk tetap setia pada prinsip "cover both sides" sambil menyesuaikan diri dengan dinamika dunia digital.
1. Verifikasi Fakta yang Lebih Kuat : Jurnalis perlu memperkuat upaya verifikasi mereka sebelum menyajikan berita. Kolaborasi dengan platform pemeriksa fakta (fact-checkers) atau menggunakan teknologi untuk mendeteksi disinformasi bisa menjadi kunci untuk menjaga kualitas pemberitaan.
2. Transparansi dalam Proses Jurnalisme : Di era digital, transparansi adalah kunci. Jurnalis perlu membuka bagaimana mereka mengumpulkan informasi, siapa narasumber mereka, dan mengapa suatu perspektif tertentu dipilih atau ditiadakan. Ini membantu membangun kepercayaan dengan audiens yang semakin kritis terhadap berita yang mereka konsumsi.
3. Mengatasi Polarisasi : Mengingat semakin terpolarisasinya masyarakat di media sosial, jurnalis perlu menemukan cara kreatif untuk menyajikan kedua sisi cerita tanpa memperdalam perpecahan. Salah satu caranya adalah dengan menekankan fakta-fakta obyektif dan menggunakan narasi yang empatik serta berbasis solusi.
4. Keterlibatan Audiens : Memperkuat keterlibatan audiens dalam proses jurnalisme dapat meningkatkan pemahaman dan dukungan terhadap pendekatan "cover both sides". Platform interaktif di mana audiens bisa mengajukan pertanyaan, mengomentari berita secara langsung, atau berbagi perspektif dapat membuka diskusi yang lebih sehat dan produktif.
Dampak Jangka Panjang
Prinsip "cover both sides" akan terus menjadi bahan perdebatan dan refleksi dalam dunia jurnalisme, terutama di tengah meningkatnya tantangan digital. Namun, bila diterapkan dengan cermat dan tanggung jawab, prinsip ini masih dapat berfungsi sebagai pilar utama dalam menjaga kepercayaan publik terhadap media.
Di masa depan, jurnalisme yang sukses kemungkinan besar adalah yang mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kebutuhan audiens, sembari tetap berpegang pada etika jurnalistik yang kuat. "Cover both sides" tidak harus menjadi pendekatan kaku, tetapi sebuah filosofi untuk terus mengutamakan keadilan, keseimbangan, dan keakuratan dalam melaporkan kebenaran, dengan mempertimbangkan konteks sosial dan teknologi yang terus berubah.
Penutup
Pada akhirnya, prinsip "cover both sides" tidak sekadar soal memberikan ruang yang sama bagi semua sudut pandang, melainkan tentang tanggung jawab jurnalis untuk memastikan bahwa setiap suara yang diangkat memiliki dasar yang kuat dalam fakta. Di era digital yang sarat akan informasi dan disinformasi, jurnalis harus lebih cermat dalam menerapkan pendekatan ini, menggabungkannya dengan verifikasi yang ketat, dan beradaptasi dengan tantangan baru untuk menjaga integritas dan kredibilitas media di mata publik.
Tonton Juga Video Lainnya